Malam kini telah berubah
Wajah murung bumi terpampang di sana-sini
Nafasku terasa sesak
Mataku memerih kecut
Tanda-tanda ketidakwarasan bumi
menjalar ke arah nalarku
Mereka...!!
Ya mereka...!! mencoreng bumi dengan api
Beribu alasan tercipta
dengan mngandalkan selembar kertas sakti (IZIN).
Bertemankan secangkir teh panas
malam ini
Semakin larut, semakin tak ku lihat indahnya bulan
Semakin larut, semakin tak ku lihat taburan bintang
Semakin larut, semakin ku dengar rintihan kaum tertindas
Semakn larut, semakin berkabut dan terus berkabut
Seperti orang-orang di negaraku yang maksudnya juga berkabut-kabut
Kami penikmat ASAP yang merindukan kabut embun di pagi yang segar,bukan kabut asap dari hutan yang dibakar.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.