Hayo.... siapa yang masih suka pakai sandal ke kampus..??Walau
sekarang sandal jepit sudah banyak bentuk dan modifikasi yang unik,
lucu dan harga yang berfareasi tetep aja judulnya sandal jepit. Seperti
kisah si Butet yang mungkin mirip sama yang suka nyantai ke kampus
pakai sandal jepit. Padahal jelas sekali ada peraturan yang tak
tertulis seperti “TIDAK MELAYANI MAHASISWA YANG MEMAKAI SENDAL” dan (NO
KAOS DAN SANDAL) namun sudah jadi patokan di berbagai kalangan.
Boleh-boleh aja sih tidak ada yang larang, selama tidak melangar
Pancasila dan UUD 1945 tapi resikonya ditanggung penumpang ya
(kwkwkwkwkwkw kaya naik angkot aja yah...).
Enaknya
pakai sendal jepit, kaos oblong dan bergaya santai mungkin kita bisa
santai, bergerak bebas, aman dari gangguan pencopet (karena pasti
dikira temennya dia seprofesi…hahahaha), terus keliatan gaya “ini gue banget geto loh”, free style
dan masih banyak lagi seribu satu alasan. Ada enaknya pasti ada enggak
enaknya. Udah pasti enggak dapat pelayanan dari Tata Usaha, dipandang
sebelah mata, dicurigai ini-itu, dikira enggak punya duit (padahal
bawa duit sekantong plastik), diusir dosen dari perkuliahan (jelas ini
kerugian besar), kaga bisa dosen, dekan, rektor, yaa karena itu tadi
takut dimarahin (udah tau konsekuensinya malahan pake sandal jepit).
Maih tetap nekat aja pakenya. Dalam pikiran, nanti kalau kuliah bisa
tukeran sepatu sama teman atau siapa aja yang di temui. Asal temennya
tidak kuliah dan lagi nongkrong di Kantin, Sekretariat UKM kan bisa tuh
dipinjemin.
Butet mahasiswi yang agak nyentrik dan
rada-rada berani tabrak aturan. Menurut dia aturan yang dia tabrak
aturan yang kecil-kecil, yang remeh temeh bukan aturan besar dan fatal
seperti membakar gedung Rektorat ataupun nyolong Mobilnya Rektor
(hahahhaaaa nekat yo...). Pernah suatu hari Butet mengikuti perkuliahan
memakai sendal jepit. Agar tidak di tegur dan sampai di marahin dosen
Butet lebih dahulu masuk ke ruangan perkuliahan dan duduk di belakang
(sediakan payung sebelum hujan, solusi yang ajip.. Hahahaaha). Level ini mungkin berhasil.
Kisah
lainnya selain kuliah, Butet juga aktif di salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa. Sepulang perkuliahan Butet ada pertemuan anggota di
sekretariat tapi kali ini Butet masih tetap make sendal jepit melaini
anggota temen lainnya yang masih menggunakan sepatu. Kejadian yang
mengesalkan bagi si Butet ketika pertemuan berlangsung ternyata tinta
dan spidol untuk menulis di blackboard habis, dan dia di utus untuk
membeli keluar kampus. Berangkat keluar dari kampus masih nyantai aja
dengan sendal jepitnya, tetapi ketika hendak memasuki kampus dengan
tidak sengaja Butet berpapasan dengan Rektor (wadauuuu mampos.... tidak
terelakkan lagi) Yah tentunya Butet di tegur oleh Rektor dan disuruh
pulang untuk mengganti sendal jepitnya dan balik dengan sepatu (walaupun
sudah menjelaskan beribu alasan dan dengan beribu trikk tetap saja
tidak di izin kwkwkwkww..). Berpura-pura beranjak pergi ninggalin tuh
Rektor (dengan harapan tu Rektor beranjak dari tempatnya biar bisa masuk
lagi) sambil menoleh ke belakang tapi sialnya tidak beranjak pula tuh
Rektor. Dan akhirnya sampai di ujung jalan, dia mengalah dengan aturan
sepele itu. Butet bergegas ke kontrakan mengganti sendal jepit dan
memakai sepatu soalnya di kantin tadi tidak ada sepatu teman yang sama
no kakinya rencana mo minjem (kebesaran dan kekecilan soalnya no
sepatunya jarang yang sama dengan dia). Setelah mengganti sendal jepit
dan masuk ke kampus tau-taunya si Rektor tetap masih aje nongkrong di
tempat Butet di tegur tadi.(walaupun sudah sore, masih ada perkuliahan)
"Sore Pak..!!" sapa Butet.
Dengan membaguskan kacamatanya si Rektor menjawab
"Sore...!! gitu baru Mahasiswi"
sambil memperhatikan sepatunya si Butet.
Dan butet bergegas menjumpai temen-temennya yg lagi pertemuan.
Klo Level ini gimana menurut pembaca...???
by : Frima Dhani Syah Putra Nainggolan
Saturday, 18 August 2012
Ngampoes dengan sendal Jepit
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.